KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “DINUL ISLAM”
Makalah ini berisikan
tentang informasi Pengertian
“MASYARAKAT PRA & PASCA DITURUNKANNYA AL-QUR’AN” serta peristiwa ayat
pertama & terakhir Al-Qur’an diturunkan berikut tempatnya. Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Dinul Islam.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Tangerang, 4 November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR
ISI
2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
3
1.2 Tujuan
3
1.3 Pembatasan Masalah
3
1.4 Teknik Pengumpulan Data
4
1.5 Sistematika Penulisan
4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat Arab
Pra dan Pasca di turunkannya Al-Quran
5-8
2.2
Peristiwa Ayat Pertama Al-Quran di turunkan dan Tempatnya 8-10
2.3 Peristiwa Ayat Terakhir Al-Quran di turunkan dan
Tempatnya 10-13
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA 15
CATATAN
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dinul
berasal dari bahasa Arab "addin" yang berarti agama. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammad SAW membawa risalah Dinul Islam dengan tujuan memurnikan
tauhid, yaitu mempercayai dan meyakini bahwa hanya terdapat satu Tuhan yang
wajib disembah, dimohonkan petunjuk dan pertologan-Nya. Secara garis besarnya
islam mengajarkan pada umatnya untuk bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan
kehendak, dan saling menghargai. Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman
yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para
rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Hidup
manusia yang tidak dilandasi iman, tak ubahnya seperti kehidupan hewan ternak,
yang hanya makan, minum, bekerja, tidur, dan beranak. Sebaliknya, dengan
landasan iman, hidup manusia akan terarah, sesuai dengan yang dihekendaki
penciptanya, yakni Allah SWT.
1.2
Tujuan Penelitian
Dalam makalah ini penulis mempunya
beberapa tujuan yaitu:
1)
Untuk memenuhi syarat tugas mahasiswa ;
2)
Untuk menambah wawasan pembaca mengenai sejarah risalah dinul islam ;dan
3)
Untuk menumbuhkan kembali rasa cinta generasi muda terhadap sejarah agama
islam.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya
menjelaskan tentang:
a.
Masyarakat Arab
pra dan pasca diturunkannya
Al-Quran
b. Peristiwa hari pertama Al-Quran
diturunkan dan tempatnya
c.
Peristiwa ayat Al-Quran
Terakhir diturunkan dan tempatnya
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penyajian makalah ini penulis memperoleh data melalui:
a)
Studi Literatur
Untuk
menambah informasi dalam pembuatan makalah ini penulis mencari artikel terkait
melalui internet.
1.5 Sistematika
Penulisan
BAB I berisi PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Tujuan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data , Pembatasan Masalah dan Sistematika
Penulisan
BAB II berisi PEMBAHASAN yang
berisi dan membahas mengenai sejarah kondisi masyarakat Arab pra dan setelah
turunnya Al-Quran.
BAB III berisi PENUTUP yang berisi Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MASYARAKAT ARAB
PRA DAN PASCA DITURUNKANNYA
AL-QUR’AN
AL-QUR’AN
2.1.1. Kondisi
Masyarakat Arab Pra Turunnya Al-Quran
Ketika Nabi Muhammad lahir, kota
mekkah merupakan kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota arab
yang lainnya. Kota mekah merupakan kota pusat keagamaan arab. Ka’bah sebagai
tempat penziarahan. Akan tetapi masyarakat mekah pra Islam telah menyimpang
dari ajaran tauhid Nabi Ibrohim. Mereka mempercayai bahwa Tuhan memiliki
pembantu yang diwujudkan oleh masyarakat mekah sebagai berhala yang mereka
sembah dan diletakannya di sekeliling kakbah.
Masyarakat Arab hidup Nomaden dan menetap, hidup dalam
budaya kesukuan Badui. Kota terpenting di daerah ini adalah Makkah, kota suci
tempat Ka’bah berdiri. Ka’bah masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh
penganut-penganut agama asli Makkah, tetapi juga oleh orang-orang Yahudi yang
bermukim di sana.
2.1.1.1 Kondisi Geografis
Wilayah Arab merupakan wilayah gersang yang terisolasi,
jika dilihat dari sisi lautan dan daratan. Arab terbagi menjadi dua bagian
besar; bagian tengah dan bagian pesisir, dengan kondisi tidak ada sungai yang
mengalir tetap, yang ada hanya lembah-lembah berair di musim hujan. Sebagian
besar adalah padang pasir sahara yang memiliki sifat dan keadaan yang
berbeda-beda yang secara umum di bagi dalam 3 bagian :
1.
Sahara
Nufud : Di daerah ini Oase dan
mata air sangat jarang.
2. Sahara Selatan : Sahara ini hampir seluruhnya
merupakan dataran keras, tandas, dan pasir bergelombang.
3. Sahara Harrat :
Suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikan terbakar.
2.1.1.2
Kondisi Politik
Dari
aspek politik, jazirah Arab sama sekali tidak diperhitungkan. Kawasan ini
diapit oleh dua kekuatan imperium raksasa yang diliputi ketegangan dalam
memperebutkan kekuasaan, yaitu Bizantium dan Persia. Bizantium adalah wilayah
bekas Imperium Romawi yang beribu kota Konstantinopel. Wilayah ini mencakup
Asia kecil, Syria, Mesir, serta bagian tenggara Eropa hingga Danube. Dari aspek
maritime, wilayah ini juga meliputi sejumlah pulau di laut Tengah, sebagian
daerah Italia serta beberapa daerah di pesisir Afrika Utara. Adapun Persia, ia
merupakan saingan berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengah.
Persia beribukota di al Mada’in, sebuah kota yang terletak sekitar 20 mil arah
tenggara kota Bagdad. Wilayah Persia melebar dari Irak dan Mesopotamia hingga
pedalaman timur Iran serta Afganistan.
2.1.1.3
Kondisi Sosial
Peradaban telah
hancur akibat konflik antar etnis, kesukuan dan primordialitas (mempertahankan
adat kebiasaan turun temurun), Masyarakat Arab suka berperang; karena itu
peperangan antar suku sering terjadi. Merampok adalah hal biasa, dendam,
berkelahi, tidak bermoral pada umumnya. Pada tingkat individu termotivasi oleh
keserakahan, egoistis, dan tidak terlalu peduli dengan orang lain. Kecemburuan,
eksploitasi, minuman keras, perjudian, pembunuhan menggambarkan kejahatan dan
kegagalan moral rakyat Arab.
2.1.1.4 Kondisi
Budaya
Akibat peperangan yang terus menerus,
kebudayaan mereka tidak berkembang.. Sejarah arab dapat diketahui dari
masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya agama Islam.
Pengetahuan itu diperoleh melalui syair-syair yang beredar di kalangan para
perawi syair. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat
diketahui, antara lain bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar
menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta
kebebasan
Apa yang
berkembang menjelang kelahiran Islam itu merupakan pengaruh dari budaya
bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih awal maju dari pada kebudayaan dan
peradaban Arab.
2.1.1.5 Kondisi
Ekonomi
Letak arab sangat strategis yang
menjadi jalur perdagangan, aktifitas ekonomi lebih bertumpu pada
sektor perdagangan, ada juga yang bertani, tetapi jumlahnya sangatlah kecil.
Meski iklim perdagangan tumbuh sangat kondusif di Mekkah, bukan berarti
pemerataan ekonomi yang berkeadilan dapat terwujud di sana. Kondisi geografis
yang panas ternyata turut membentuk karakter orang-orang mekkah menjadi
tempramental. Fenomena ini menyulut hasrat monopoli ekonomi yang menimbulkan
praktik-praktik perekonomian yang tidak etis dan sangat eksploitatif.
2.1.2 Kondisi
Masyarakat Arab Pasca Turunnya Al-Quran
Kehadiran al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Arab yang pada waktu itu masih
kental dengan tradisi kejahiliyahannya, sangat berpengaruh pada perubahan
sosio-budaya, memperbaiki sistem-sistem hukum yang telah ada sebelumnya, dan
menghapus hukum-hukum yang betentangan dengan al-Qur’an maupun dengan
prikemanusiaan. Kehadiran al-Qur’an (Islam) ini mendapat respon positif dari
kalangan masyarakat yang menghendaki perubahan maupun kalangan masyarakat yang
menjadi penopang hukum Jahiliyah yang telah ada.
Dalam
sejarahnya dikatakan bahwa, pada awalnya orang-orang yang berpengaruh terhadap
kehadiran al-Qur’an (Islam) terdiri dari beberapa anggota keluarga dekat Nabi
Muhammad saw, orang-orang lemah, dan beberapa budak. Orang-orang jahiliyah
menyambut baik kehadiran al-Qur’an, termasuk orang imigran dan orang miskin,
karena mereka merasa tidak puas dengan kondisi moral dan kondisi sosial yang
ada waktu itu dan kemudian menerima dan mengikuti apa yang di bawa oleh Nabi
Muhammad SAW.
Al-Quran
memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak
mereka, Allah swt mengutus Nabi Muhammad SAW, untuk kemudian memberikan
keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar tersebut; seperti yang
terdapat dalam firman-Nya, yang artinya; "Kami telah menurunkan
kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang
diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir."
Dalam rangka
memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, Nabi segera meletakkan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat;
Dasar pertama, pembangunan
masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk
mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, tempat bermusyawarah
dan latihan perang.
Dasar kedua, adalah Ukhuwah Islamiyah,
persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan
Anshar.
Dasar ketiga, hubungan
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.
2.2 PERISTIWA AYAT PERTAMA AL-QURAN DITURUNKAN
DAN TEMPATNYA
DAN TEMPATNYA
Pendapat yang paling shahih mengenai
yang pertama kali turun ialah firman Allah:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$#
ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS:AL-ALAQ 1-5)
Pendapat ini didasarkan pada suatu hadits yang
diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadits dan yang lain, dari Aisyah r.a
mengenai peristiwa turunnya ayat ini di gua Hira, diawali dari mimpi Rasulullah
yang melihat dalam mimpi itu keadaan terang benderang bagaikan terangnya pagi
hari, kemudian dia sering menyendiri dan kemudian beberapa kali ia mendatangi
gua Hira untuk beribadah beberapa malam. Lalu turunlah lima ayat ini.
Dikatakan pula, bahwa yang pertama kali turun ialah
firman Allah : Yaa ayyuhal muddassiir (wahai orang yang
berselimut). Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh dua syaikh ahli
hadits:
Dari Abu
Salamah bin Abdurrahman;
dia berkata: “Aku telah bertanya kepada Jabir
bin Abdullah: Yang manakah di antara Quran itu yang turun pertama kali?
Dia menjawab: Yaa ayyuhal muddassir.
Aku bertanya
lagi: Ataukah iqra’ bismi rabbik?
Dia menjawab:
“Aku katakan kepadamu apa yang dikatakan Rasulullah s.a.w. kepada kami:
“Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira. Maka ketika habis masa diamku, aku
turun lalu aku telusuri lembah. Aku lihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke
kiri. Lalu aku lihat ke langit, tiba-tiba aku melihat jibril yang amat
menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk
menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan: “Wahai
orang yang berselimut; bangkitlah, lalu berilah peringatan.”
Mengenai hadits Jabir ini, dapatlah
dijelaskan bahwa pertanyaan itu mengenai surah yang diturunkan secara penuh.
Jabir menjelaskan bahwa surah Muddassir-lah yang turun secara penuh sebelum
surah Iqra’ selesai diturunkan, karena yang turun pertama sekali dari surah
Iqra’ itu hanyalah permulaannya saja. Hal yang demikian ini juga diperkuat oleh
hadits Abu Salamah dari Jabir yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
Jabir berkata:
“Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. ketika ia
berbicara mengenai putusnya wahyu, maka katanya dalam pembicaraan itu: ‘Ketika
aku berjalan, aku mendengar suara dari langit. Lalu aku angkat kepalaku,
tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangi aku di gua Hira itu duduk diatas
kursi antara langit dan bumi, lalu aku pulang dan aku katakan: Selimuti aku!
Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan: Yaa ayyuhal muddassir.’”
Hadits ini menunjukkan bahwa kisah
tersebut lebih kemudian daripada kisah gua Hira, atau Muddassir itu adalah
surah pertama yang diturukan setelah terhentinya wahyu. Jabir telah
mengeluarkan yang demikian ini dengan ijtihadnya, akan tetapi riwayat Aisyah
lebih mendahuluinya. Dengan demikian maka ayat Quran yang pertama kali turun
secara mutlak ialah Iqra’ dan surah yang pertama diturunkan secara lengkap dan
pertama diturunkan setelah terhentinya wahyu ialah Yaa ayyuhal muddassir dan
untuk kenabiannya ialah Iqra’.
Dikatakan pula, bahwa yang pertama kali
turun adalah surah Fatihah. Mungkin yang dimaksudkan adalah surah yang pertama
kali turun secara lengkap.
Disebutkan juga bahwa yang pertama kali
turun adalah Bismillaahirrahmaanirrahiim, karena basmalah ini turun mendahului
setiap surah. Dalil-dalil kedua pendapat tersebut mursal. Pendapat pertama yang
didukung oleh hadits Aisyah itulah pendapat yang kuat dan masyhur.
Cara menyatukan pendapat-pendapat di
atas bahwa ayat yang pertama kali turun adalah Iqra’ bismirrabbik, dan
ayat mengenai perintah tablig (untuk menyampaikan) yang pertama kali turun
ialah Yaa ayyuhal muddassir, sedang surah yang pertama kali turun ialah Fatihah.
Juga dikatakan bahwa yang pertama kali
turun mengenai kerasulan adalah Yaa ayyuhal muddassir, dan yang pertama
kali turun mengenai kenabian adalah Iqra’ bismi rabbik. Hal itu
disebabkan para ulama mengatakan bahwa firman Allah Iqra’ bismi rabbik
itu menunjukkan kenabian Muhammad s.a.w. sebab kenabian itu adalah wahyu kepada
seseorang melalui perantaraan malaikat dengan penugasan khusus. Sedang firman
Allah Yaa ayyuhal muddassir; qum fa anzir itu menunjukkan kerasulannya,
sebab kerasulan itu adalah wahyu kepada seseorang dengan perantaraan malaikat
dengan penugasan umum.
2.3 PERISTIWA AYAT
AL-QURAN TERAKHIR DITURUNKAN
DAN TEMPATNYA
DAN TEMPATNYA
Dikatakan bahwa ayat terakhir yang
diturunkan itu adalah ayat mengenai riba. Ini didasarkan pada hadits yang
dikeluarkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas, yang mengatakan: ”ayat
terakhir yang diturunkan adalah ayat mengenai riba.” Yang dimaksudkan adalah
firman Allah:
$yg"r'¯»t
úïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#qà)®?$#
©!$#
(#râ sur
$tB
u Å+t/
z`ÏB
(##qt/Ìh9$#
bÎ)
OçFZä.
tûüÏZÏB÷s"B
ÇËÐÑÈ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. (QS.
Al-Baqarah: 278)
Dan dikatakan pula bahwa ayat Quran
yang terakhir diturunkan ialah firman Allah:
(#qà)¨?$#ur $YBöqt
cqãèy_öè?
ÏmÏù
n<Î)
«!$#
(
§NèO
4 ¯ûuqè?
@ä.
<§øÿtR
$¨B
ôMt6|¡2
öNèdur
w
tbqãKn=ôàã
ÇËÑÊÈ
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari
yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS.
Al-Baqarah: 281)
Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
An-Nasa’i dan lain-lain, dari Ibn Abbas dan Said bin Jubair: Ayat Quran
terakhir turun ialah
: Dan peliharalah dirimu dari azab yang terjadi pada
suatu hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah...” (Al-Baqarah:
281)
Juga dikatakan bahwa yang terakhir kali
turun itu ayat mengenai utang; berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Sa’id
bin al-Musayyab: ”Telah sampai kepadanya bahwa ayat Quran yang paling muda di
’Arsy ialah ayat mengenai utang.” yang dimaksudkan ialah :
$yg"r'¯»t
úïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
LäêZt#y0s?
Aûøïy0Î/
# n<Î)
9@y_r&
wK|¡"B
çnqç7çFò2$$sù
4
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya.” ............ (QS. Al-Baqarah: 282)
[179] Bermuamalah ialah seperti
berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.
Dikatakan pula bahwa yang terakhir kali
diturunkan adalah ayat mengenai kalalah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari
Barra’ bin ’Azib; dia berkata: ”ayat yang terakhir kali turun adalah:
y7tRqçFøÿtGó¡o È@è% ª!$# öNà69ÏFøÿã Îû Ï's#»n=s3ø9$# 4
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah:
"Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah. (An-Nisa’: 176)
[387]
Kalalah Ialah: seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.
Ayat yang terakhir menurut hadis Barra’
ini adalah berhubungan dengan masalah warisan.
Pendapat lain menyatakan bahwa yang
terakhir turun adalah firman Allah:
ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îÍtã Ïmøn=tã $tB óOGÏYtã ëÈÌym Nà6øn=tæ úüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOÏm§ ÇÊËÑÈ
Artinya:
sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap
orang-orang mukmin.(AT-Taubah : 128)
Dalam al-Mustadrak disebutkan, dari
Ubay bin Ka’ab yang mengatakan: “ayat yang terakhir kali diturunkan: “Sungguh Telah datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu sendiri, ...” sampai akhir surah. Mungkin yang
dimaksudkan adalah ayat terakhir yang diturunkan dari surah At-Taubah. Muslim
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, hadits ini memberitahukan bahwa surah ini ialah
surah yang diturunkan terakhir kali, karena ayat ini mengisyaratkan wafatnya
Nabi s.a.w. sebagaimana difahami oleh sebagian sahabat. Atau mungkin surah ini
adalah surah yang terakhir kali diturunkan.
Dikatakan pula bahwa yang terakhir kali
turun adalah surah al-Maidah. Ini didasarkan pada riwayat Tirmidzi dan Hakim,
dari ‘Aisyah r.a. Tetapi menurut pendapat kami, surah itu surah yang terakhir
kali turun dalam hal halal dan haram, sehinggan tak satu hukum pun yang
dinasikh di dalamnya.
Juga dikatakan bahwa yang terakhir kali
turun adalah firman Allah:
z>$yftFó$$sù
öNßgs9
öNßg/u
ÎoTr&
Iw
ßì9ÅÊé&
@uHxå
9@ÏJ»tã
Nä3YÏiB
`ÏiB
@x.s
÷rr&
4Ós\Ré&
(
Nä3àÒ÷èt/
.`ÏiB
<Ù÷èt/
(
ts
Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya
(dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”
(Ali ‘Imran : 195)
Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibn
Mardawaih melalui Mujahid, dari Ummu Salamah; dia berkata: “Ayat yang terakhir
kali turun adalah ayat ini. Hal itu disebabkan dia (Ummu Salamah) bertanya: Wahai
Rasulullah, aku melihat Allah menyebutkan kaum lelaki akan tetapi tidak
menyebutkan kaum perempuan. Maka turunlah ayat: “Dan janganlah kamu iri
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada
sebagian yang lain.” (an-Nisa’: 32) dan turun pula: “Sesungguhnya
lai-laki dan perempuan yang Muslim.”(al-Ahzab: 35). Serta ayat ini: “Maka
Tuhan mereka...” Ayat ini adalah yang terakhir diturunkan yang di dalamnya
tidak hanya disebutkan kaum lelaki secara khusus.
Dari riwayat itu jelaslah bahwa ayat
tersebut yang terakhir turun di antara ketiga ayat di atas, dan yang terakhir
yang turun dari ayat-ayat yang di dalamnya disebutkan kaum perempuan.
Ada juga dikatakan bahwa ayat yang
terakhir yang turun ialah ayat:
`tBur ö@çFø)t
$YYÏB÷sãB
#Y0ÏdJyètG"B
¼çnät!#t yfsù
ÞO¨Yygy_
#V$Î#»yz
$pkÏù
|=ÅÒxîur
ª!$#
Ïmø9n=tã
¼çmuZyès9ur
£0tãr&ur
¼çms9
$¹/#x9tã
$VJÏàtã ÇÒÌÈ
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (An-Nisa: 93)
Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Buhkari dan
yang lain dari Ibn Abbas yang mengatakan: “Ayat ini (An-Nisa: 93) adalah ayat
yang terakhir di turunkan dan tidak dinasikh oleh apapun.” Ungkapan “ia tidak
dinasikh oleh apapun” itu menunjukkan bahwa ayat itu ayat yang terakhir turun
dalam hukum membunuh seorang mukmin dengan sengaja.”
Dari Ibn Abbas dikatakan: “Surah
terakhir yang diturunkan ialah:
#sÎ) uä!$y_ ãóÁtR «!$# ßx÷Gxÿø9$#ur ÇÊÈ
Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (Q.S.
An-Nashr: 1)
Pendapat-pendapat ini semua tidak
mengandung sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw., masing-masing
merupakan ijtihad dan dugaan. Mungkin pula bahwa masing-masing mereka itu
memberitahukan mengenai apa yang terakhir didengarnya dari Rasulullah. Atau
mungkin juga masing-masing mengatakan hal itu berdasarkan apa yang terakhir
diturunkan dalam hal perundang-undangan tertentu, atau dalam hal surah terakhir
yang diturunkan secara lengkap seperti setiap pendapat yang telah kami
kemukakan di atas. Adapun firman Allah:
ô tPöqu9ø9$#
àMù=yJø.r&
öNä3s9
öNä3oYÏ
àMôJoÿøCr&ur
öNä3ø9n=tæ
ÓÉLyJ÷èÏR
àMÅÊu ur
ãNä3s9
zN»n=óM}$#
$YYÏ
“Pada hari Ini
Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3)
Ayat ini diturunkan di Arafah tahun
Haji Perpisahan (Wada’). Pada lahirnya ia menunjukkan penyempurnaan kewajiban
dan hukum. Telah pula disyaratkan di atas, bahwa riwayat mengenai turunnya ayat
riba, ayat utang-piutang, ayat kalalah dan yang lain itu setelah ayat ketiga
surah al-Maidah. Oleh karena itu para Ulama menyatakan kesempurnaan agama di
dalam ayat ini.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari
beberapa uraian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa turunnya al-Qur’an
tidak dapat terlepas dari kondisi masyarakat Arab pada waktu itu, baik di
bidang politik, ekonomi, budaya, agama dan lain sebagainya, baik sebelum atau
setelah turunya al-Qur’an. Di bidang politik misalnya, Masyarakat Arab
sebelum turunnya al-Qur’an tidak memiliki sistem dan acuan yang baku dalam
bentuk pemerintahannya, hal ini tidak mempengaruhi perkembangan yang berarti
dalam dunia politik. Namun, di bidang ekonomi, masyarakat ini mengalami
kemajuan dikarenakan letak geografisnya sangat strategis yang menjadi jalur
perdagangan.
Sebelum turunnya Al-Qur’an, keadaan masyarakat Arab berada dalam keadaan
kebodohan dan sering terjadi permusuhan yang pada akhirnya mengakibatkan
peperangan yang berkepanjangan. Kondisi keagamaanpun juga mengalami hal yang
sama, yaitu ada banyak kepercayaan pada saat itu.
Namun setelah Al-Quran turun,
Al-Quran menjadi pedoman hidup, dan
pembaharuan kondisi masyarakat arab lebih baik pada berbagai sisi
kehidupan.Untuk memperkokoh masyarakat Nabi segera meletakkan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, seperti pembangunan masjid, selain untuk
tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin
dan mempertalikan jiwa mereka, tempat bermusyawarah dan latihan perang.
BAB
IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yatim,
Badri. 2008 . Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
CATATAN
Pertanyaan
audience :
1.
Winda
Mengapa
sholat sebagai penyangga tegaknya dinul islam?
2.
Fitri
Apa
yang dimaksud dengan riba?,dan berikan contohnya?
3.
Puji
Tujuan
Al-Quran diturukan pada masyarakat Arab masa itu?
4.
Aldino
Bagaimana
kondisi masyarakat non-muslim yang tinggal di arab setelah Al-Quran turun?
5.
Ari Cahyadi
Ayat
manakah yang pertama kali turun?
6.
Joko
Mengapa
bukan surat Al-Fatihah yang menjadi surat pertama kali turun?