KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT atas segala kenikmatan jasmani dan rohani. Kenikmatan iman dan
islam sehingga dalam kesepakatan ini kami dapat menyusun makalah ini. Tidak
lupa juga shalawat dan salam kami sampaikan kepada nabi Muhammad Saw yang telah
membawa ajaran kebenaran dengan kitabnya al-qur’an.
Alhamdulillah
atas segala rancangan dan kehendak-Nya makalah ini dapat kami selesaikan
walaupun hasilnya sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Maka dari itu akan
menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan bagi kami, apabila ada diantara pembaca
yang sudi memeriksa kritik dan saran guna perbaikan ke depannya.
Tidak lupa
juga dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam menyusun makalah ini. Besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Tangerang, 1 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
2.3
Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah…………………………….……
2.4
Teknik Penulisan
Ilmiah
2.5
Teknik Notasi
Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang
pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan penting dalam kehidupan
manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah peradaban manusia
menjadi lebih modern. Para ilmuan berhasil mengembangkan mengembangkan ilmu
pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin. Mereka
mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan
keterampilan proses.Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat
menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan
terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di
alam.
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang
digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah
diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan
penelitian ? Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa
ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu
pengetahuan terus berkembang karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan
meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Berdasarkan uraian diatas penulis akan membahas mengenai struktur
penelitian dan penulisan ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
makalah ini adalah :
1. Memberikan
penjelasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah
2. Memberikan
penjelasan mengenai teknik penulisan ilmiah
3. Memberikan
penjelasan mengenai teknik notasi ilmiah
1.3 Permasalahan
Masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana
struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?
2. Bagaimana
teknik penulisan ilmiah ?
3. Bagaimana
teknik notasi ilmiah ?
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I berisi PENDAHUKUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Tujuan,
Permasalahan dan Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III berisi PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penelitian
Menurut Sukardi
(2003) [1]penelitian
adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal
dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara
penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan
proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan,
memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan
cara yang sama dan hasil sama.
[2]Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses
penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan
mendasarkan pada teori dan hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja
ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan
kegiatan professional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang
menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita
atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak
dilengkapi dengan karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil
penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan
dilakukan secara insentif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Penelitian dapat
pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk
mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun
invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada.
Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang
betul-betul baru dengan dukungan fakta.
Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya
observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan
dipeerkuat dengan gejala yang ada.
2.2 Tujuan Penelitian
Tidak semua
kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam kegiatan
penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi
penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan
penelitian diantaranya adalah :
1. Memperoleh
informasi baru.
Penelitian
biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika
dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta
tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta
tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada
saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru.
Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta
sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs
tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang
berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang
merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli
arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.
2. Mengembangkan dan menjelaaskan
Dengan melakukan
pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta
penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan
sementara yang sering disebut hipotesis.
3. Menerangkan, Memprediksi, dan
Mengontrol Suatu Ubahan
Tujuan penelitian
ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang
mencakup menerangkan. Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa
seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan
dengan orang awam.
2.3 Struktur Penelitian
dan Penulisan Ilmiah.
Sebenarnya banyak
sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai
pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan penalarannya
adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja
mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang
melandasinya. Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan
ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan
yang baik mengenai hakikat.
keilmuan agar
dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis.
Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah
hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan
dinyatakan postulat, asumsi atau prinsip, sebabn dia tahu benar hakikat dan
fungsi unsur-unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah
(Suriasumantri : 1993).
Struktur penulisan
ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah.
Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi,
laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka
lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka
berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang
bersifat teknis.
1 . Pengajuan
Masalah
Langkah pertama
dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus
disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan
terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan
latar belakang dari suatu masalah tertentu. Secara operasional suatu gejala
baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi
tertentu.
Dalam konstelasi
yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang
menjadi masalah. Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari
penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu
dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
Ternyata
identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak
sekali. Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas
jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas
jawabannya. Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga
hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang
dikembangkan secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi
tahap dan sedikit demi sedikit.
Permasalahan harus
dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk
menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup
permasalahan, dan faktor mana yang tidak.
Perumusan masalah
merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja
yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari
identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan masalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab.
Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun
sekaligus mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya
logika berpikir ilmiah itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka
struktur penulisannya mencerminkan alur jalan berpikir. Jika postulat, asumsi
dan prinsip dipergunakan dalam penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan
hipotesis maka ketiga pikiran dasar tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian
kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan secara tersurat mengenai
pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi kita.
2. Penyusunan
Kerangka Teoritis
Setelah masalah
berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah
mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
terhadap permasalahan yang diajukan. Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan
pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat
diandalkan. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan
maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita
dalam menemukan pemecahan.
Agar sebuah
kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus
dapat memenuhi beberapa syarat. Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam
membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang
dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
Pengetahuan
filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar
yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang
sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua,
Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut
dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang
mendasarinya. Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar
disiplin keilmuan tersebut.
Pada hakikatnya
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi
berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai
premis-premis dasarnya. Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar
dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran
pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin
bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan
mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka
pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan
tubuh pengetahuan yang telah disusun.
Kerangka teoritis
suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori
yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari
proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus
merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.
3. Metodologi
Penelitian
Setelah kita
berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan
ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut
secara empiris. Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang
dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh
kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi
ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar
kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan
prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya
merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
Metodologi adalah
pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah
pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Setiap
penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian
tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada hakikatnya proses
verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang
ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah
hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka
teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang
bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.
Penyusunan
metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Tujuan penelitian secara
lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentikasikan
variable-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti
2.
Tempat dan waktu penelitian di
mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
3.
Metode penelitian yang
ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang
diharapkan
4.
Teknik pengambilan contoh yang
relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian
5.
Teknik pengumpulan data yang
mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik
pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data
6.
Teknik analisis data yang
mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan
berdasarkan pengajuan hipotesis.
4 .Hasil
Penelitian
Dalam membahas
hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari
data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik
dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan
dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah
data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :
1. Menyatakan variabel-variabel yang
diteliti
2. Menyatakan teknik analisis data
3. Mendeskripsikan hasil analisis data
4. M.emberikan penafsiran terhadap
kesimpulan analisis data
5. Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah
ditolak atau diterima
5 .Ringkasan
dan Kesimpulan
Kesimpulan
penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari
masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan
penelitian. Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian
yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Deskripsi singkat mengenai
masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian
2.
Kesimpulan penelitian yang
merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
3.
Pembahasan kesimpulan
penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan
pengetahuan ilmiah yang relevan
4.
Mengkaji implikasi penelitian
5.
Mengajukan saran
6. Abstrak
Abstrak merupakan
ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga
halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi
oleh sub judul.
7.Daftar
Pustaka
Pada hakikatnya
daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun
nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
8.Riwayat
Hidup
Sebuah tulisan
ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya. Riwayat hidup ini
biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.
9.Usulan
Penelitian
Usulan penelitian
hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan
pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian. Usulan penelitian biasanya
dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek
lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.
2.4 Teknik Penulisan Ilmiah
Teknik penulisan
ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah
serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat
yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan
impersonal.
Bahasa yang
dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulis ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias
diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat
serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan
merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan
kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang
sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.
Komunikasi ilmiah
harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan mendapatkan kopi yang
benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti
fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain
selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio
estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang
sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada
penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan
bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.
2.5 Teknik Notasi Ilmiah
Pernyataan ilmiah
yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal. Pertama, harus
dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut. Kedua, harus
dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu
disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
Ketiga, harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi
ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan.
Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi
ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya
mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dalam format dan symbol yang
beerbeda-beda. Dibawah ini akan dipelajari teknik notasi ilmiah yang
menggunakan catatan kaki (footnote). Tanda catatan kaki diletakkan diujung
kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik
setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1
sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Beberapa
contoh cara penulisan catatan kaki :
1. Jika satu kalimat terdiri dari beberapa
catatan kaki, tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip
sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari
satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat.
Contoh :Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1
sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant
mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari
pengamatan dari percobaan3. Kalimat yang kita kutip harus dituliskan secara
tersurat dalam catatan kaki sebagai berikut ;
Ø
Harlod A. Larrabe, Reliable
Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964),hlm,4. hlm. 4.
Ø
Maurice N. Ricther, Jr. Science
as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman, 1972), hlm.15.
Ø
James B. Connant, Science and
Common Sence (New Haven : yale University press, 1961),hlm. 25.
2. Jika
pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah
pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama
ditambah kata et al. (et all : dan lain-lain)
Ø
William S. Shakian and Mabel L.
Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige : Schkenkman, 1965).
Ø
Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan
Science (Jakarta : Bhrata,1973)
3. Kutipan
yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p
(page)
atau hlm. (halaman). Jika nama pengarang tidak ada langsung saja dituliskan
nama buku atau dituliskan Anom.
Ø
James R. Newman (ed), What is
Science? (New York : Simon and Schuster, 1995).
4. Jika
sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majala, Koran, kumpulan karangan atau
disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai
dengan informasi mengenai makalah tersebut.
Ø
Karlina,”Sebuah Tanggapan:
Hipotesis dan Setengah Ilmuan”. Kompas 12 Desember 1981, hlm. 4.
5. Jika
pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op.
cit ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit (loco citato :
dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid (ibidem : dalam tempat yang sama).
Ø
Ibid, hlm. 131.
Semua kutipan
tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung, sumbernya
kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur penulisan
ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah.
Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi,
laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka
lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka
berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat
teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu :
1. Pengajuan masalah
2. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan
hipotesis
3. Metodologi penelitian
4. Hasil penelitian
5. Ringkasan dan Kesimpulan
Teknik penulisan
ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah
serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat
yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan
impersonal.
Bahasa yang
dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Salah satu teknik
notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah
keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari
teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sukardi. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
2.
Suriasumantri, Jujun. 1993.
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
3.
Universitas Sriwijaya. 2009.
Pedoman umum Format Penulisan Tesis. Universitas Sriwijaya : Program
Pascasarjana.
1 komentar so far
1xbet korean【VIP】⚡【WG98.VIP】
In addition, you will find the option of a bonus or two spins. If you have not already tried out casino 1xbet, you can download it 1xbet online free of charge.
EmoticonEmoticon