Jumat, 06 November 2015

Contoh Proposal Bisnis Pemasangan Jaringan Kantor

Download disini gan

Study Kasus Sistem Pengambilan Keputusan

Download disini

MAKALAH FILSAFAT ILMU "PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH"

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala kenikmatan jasmani dan rohani. Kenikmatan iman dan islam sehingga dalam kesepakatan ini kami dapat menyusun makalah ini. Tidak lupa juga shalawat dan salam kami sampaikan kepada nabi Muhammad Saw yang telah membawa ajaran kebenaran dengan kitabnya al-qur’an.
Alhamdulillah atas segala rancangan dan kehendak-Nya makalah ini dapat kami selesaikan walaupun hasilnya sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Maka dari itu akan menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan bagi kami, apabila ada diantara pembaca yang sudi memeriksa kritik dan saran guna perbaikan ke depannya.
Tidak lupa juga dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Tangerang, 1 Desember 2013


Penyusun



DAFTAR ISI

2.3  Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah…………………………….……7-15
2.4  Teknik Penulisan Ilmiah………………………………………….……15-16
2.5  Teknik Notasi Ilmiah…………………………………………………..16-19



DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22









BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern. Para ilmuan berhasil mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin. Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses.Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian ? Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Berdasarkan uraian diatas penulis akan membahas mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.

1.2       Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memberikan penjelasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah
2. Memberikan penjelasan mengenai teknik penulisan ilmiah
3. Memberikan penjelasan mengenai teknik notasi ilmiah

1.3       Permasalahan
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?
2. Bagaimana teknik penulisan ilmiah ?
3. Bagaimana teknik notasi ilmiah ?

1.4 Sistematika Penulisan
BAB I berisi PENDAHUKUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Tujuan, Permasalahan dan Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III berisi PENUTUP






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Penelitian
Menurut Sukardi (2003) [1]penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
[2]Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada.

2.2  Tujuan Penelitian
Tidak semua kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan penelitian diantaranya adalah :

1.         Memperoleh informasi baru.
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru. Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.

2.         Mengembangkan dan menjelaaskan
Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis.

3.         Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan
Tujuan penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan. Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang awam.
           
2.3  Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat.
keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis. Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan postulat, asumsi atau prinsip, sebabn dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.
1 . Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tertentu. Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu.
Dalam konstelasi yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi masalah. Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
Ternyata identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas jawabannya. Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit.
Permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab. Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun sekaligus mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya logika berpikir ilmiah itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka struktur penulisannya mencerminkan alur jalan berpikir. Jika postulat, asumsi dan prinsip dipergunakan dalam penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan hipotesis maka ketiga pikiran dasar tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan secara tersurat mengenai pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi kita.

2. Penyusunan Kerangka Teoritis
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam menemukan pemecahan.
Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat. Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
Pengetahuan filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua, Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang mendasarinya. Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.
Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya. Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh pengetahuan yang telah disusun.
Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.

3. Metodologi Penelitian
Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris. Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada hakikatnya proses verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.
Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1.             Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentikasikan variable-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti
2.             Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
3.             Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapkan
4.             Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian
5.             Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data
6.             Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.

4 .Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :
1.         Menyatakan variabel-variabel yang diteliti
2.         Menyatakan teknik analisis data
3.         Mendeskripsikan hasil analisis data
4.         M.emberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data
5.         Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima




5 .Ringkasan dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan penelitian. Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian
2.      Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
3.      Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan
4.      Mengkaji implikasi penelitian
5.      Mengajukan saran

6. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi oleh sub judul.




7.Daftar Pustaka
Pada hakikatnya daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.

8.Riwayat Hidup
Sebuah tulisan ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya. Riwayat hidup ini biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.

9.Usulan Penelitian
Usulan penelitian hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian. Usulan penelitian biasanya dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.

2.4 Teknik Penulisan Ilmiah
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.
Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.

2.5 Teknik Notasi Ilmiah
Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal. Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut. Kedua, harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. Ketiga, harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dalam format dan symbol yang beerbeda-beda. Dibawah ini akan dipelajari teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (footnote). Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Beberapa contoh cara penulisan catatan kaki :

1.         Jika satu kalimat terdiri dari beberapa catatan kaki, tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat. Contoh :Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dari percobaan3. Kalimat yang kita kutip harus dituliskan secara tersurat dalam catatan kaki sebagai berikut ;
Ø  Harlod A. Larrabe, Reliable Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964),hlm,4. hlm. 4.
Ø  Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman, 1972), hlm.15.
Ø  James B. Connant, Science and Common Sence (New Haven : yale University press, 1961),hlm. 25.

2.         Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et all : dan lain-lain)
Ø  William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige : Schkenkman, 1965).
Ø  Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973)

3.         Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p (page) atau hlm. (halaman). Jika nama pengarang tidak ada langsung saja dituliskan nama buku atau dituliskan Anom.
Ø  James R. Newman (ed), What is Science? (New York : Simon and Schuster, 1995).

4.         Jika sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majala, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.
Ø  Karlina,”Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuan”. Kompas 12 Desember 1981, hlm. 4.
5.         Jika pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit (loco citato : dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid (ibidem : dalam tempat yang sama).
Ø  Ibid, hlm. 131.
Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka.

















                                                 BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu :
1.         Pengajuan masalah
2.         Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis
3.         Metodologi penelitian
4.         Hasil penelitian
5.         Ringkasan dan Kesimpulan
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.


Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.
















DAFTAR PUSTAKA

1.      Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
2.      Suriasumantri, Jujun. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
3.      Universitas Sriwijaya. 2009. Pedoman umum Format Penulisan Tesis. Universitas Sriwijaya : Program Pascasarjana.






[1] Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Bumi Aksara,2009), hal 12.

[2] Sukardi Op. Cit.1

Makalah Keorganisasian Muhammadiyah



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keorganisasian Muhammadiyah”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin





Tangerang, 4 Mei 2014


      Penyusun










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ……… …………………………….…………………….…1
DAFTAR ISI...………………………………………………...……………………..2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ………………..………………………….……………..3
1.2 Tujuan  ...……………………………………………………...…………………..3
1.3 Batasan Masalah  …………..………………………………...…………………...3

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Struktur Organisasi Muhammadiyah………………..…………………….…… 4-6
2.2  Majelis dan Lembaga ….…………………………………………….….……..7-11
2.3  Ortom-Ortom Muhammadiyah  ……………………………………  ……….11-14
2.4  Amal Usaha Muhammadiyah ………………… ………………….…….……15-17

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………….………………………………………..….…18

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ……………………………..………………...….…19

 










BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun. 

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya,
                       
1.2  Tujuan Penelitian
Dalam makalah ini penulis mempunya beberapa tujuan yaitu:
1)      Untuk memenuhi syarat tugas mahasiswa.
2)      Untuk menambah wawasan pembaca mengenai keorganisasian Muhammadiyah
3)      Untuk menumbuhkan semangat, untuk melanjutkan keorganisasian Muhammadiyah
                                                              
1.3  Batasan Masalah

Dalam makalah ini penulis hanya menjelaskan tentang:
A.    Struktur Organisasi Muhammadiyah
B.     Majelis dan Lembaga
C.     Amal Usaha Muhammadiyah
D.    Ortom-Ortom Muhammadiyah


BAB II
PEMBAHASAN
KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH
2.1   Struktur Organisasi Muhammadiyah
            Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa reformasi sekarang ini.Perkembangannya, bahkan, kian pesat dengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam tersebut.Salah satu organisasi gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah.Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana disinyalir oleh seorang James L. Peacock . Di sebahagian negara di dunia, Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM) seperti PCIM Kairo-Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan, PCIM Belanda, PCIM Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM Perancis, PCIM Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut didirikan dengan berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah . Di tanah air, Muhammadiyah tidak hanya berada di kota-kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat ranting.
            Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul—sekalipun. 
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan oleh DR. Haedar Nashir .
Organisasi Islam Muhammadiyah  tumbuh makin dewasa bersama organisasi Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mengedepankan kepentingan umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun demikian, Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa keislamannya).
Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.

Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia sejak berdirinya sampai sekarang, yang dapat penulis susun adalah:
• KH Ahmad Dahlan 1912-1922
• KH Ibrahim 1923-1934
• KH Hisyam 1935 - 1936
• KH Mas Mansur 1937 - 1941
• Ki Bagus Hadikusuma 1942 - 1953
• Buya AR Sutan Mansur 1956
• H.M. Yunus Anis 1959
• KH. Ahmad Badawi 1962 - 1965
• KH.Faqih Usman 1968
• KH.AR Fachruddin 1971 - 1985
• KHA. Azhar Basyir, M.A. 1990
• Prof. Dr. H. M. Amien Rais 1995
• Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif 1998 - 2005
• Prof. Dr. HM Din Syamsuddin 2005 – 2010
Muhammadiyah sebagai  organisasi yang memiliki cita-cita ideal yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal itu sesuai dengan apa yang termaktub dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Pasal 6 Maksud dan Tujuan: "Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya (yakni dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatannya).
Untuk mewujudakn cita – cita tersebut, Muhammadiyah membentuk majelis –majelis, lembaga – lembaga dan beberapa ortom – ortom Muhammadiyah, agar dapat melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.



2.2          Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
1.       Pengertian Majelis dan Lembaga
Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh tahun 1995, terjadi perubahan beberapa majelis menjadi lembaga. Kemudian hasil muktamar tersebut mengalami proses pembahasan lebih lanjut di muktamar berikutnya. Sampai muktamar ke-45 di Malang pada tanggal 3-8 Juli 2005 menghasilkan keputusan terbaru.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah ditanfidzkan mencantumkan perbedaan majelis dan lembaga Muhammadiyah. Adapun masing-masing pengertiannya sebagai berikut:

A.     Majelis
Pengertian majelis telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Bab VII Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 2.Majelis adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok Muhammadiyah.
B.      Lembaga
Pengertian lembaga telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Bab VII Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 3.Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pendukung Muhammadiyah.
2.       Macam-Macam Majelis dan Lembaga
Dari Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh pembentukan majelis dan lembaga terus berkembang.
a. Macam-Macam Majelis:
1) Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus
Tugas pokok majelis ini adalah memimpin pelaksanaan dakwah Islamiyah di bidang tabligh secara terencana dan dalam program yang jelas, sedangkan dakwah khusus maksudnya adalah berdakwah di tempat-tempat terpencil dan memerlukan stratefi khusus.
Langkah-langkah upaya revitalisasi fungsi tabligh (pendidikan Muhammadiyah antara lain sebagai berikut:
Ø  Percepatan penelitian dakwah untuk menyusun data base dan peta dakwah.
Ø  Mengatasi kekurangan mubaligh dengan cara:
(a) penggalakan pelatihan mubaligh, dan
(b) meningkatkan kualitas anggota.
Ø  Pelatihan peningkatan kualitas mubaligh, refresing dan up garding berkelanjutan.
Ø  Memfungsikan amal usaha Muhammadiyah sebagai sarana dan media dakwah.
Ø  Menciptakan sumber-sumber dana.
Ø  Membangun jaringan mubaligh dengan penerbitan berkala.
Ø  Melengkapi sarana dan prasarana yang memadai secara bertahap.
Ø  Melakukan pelatihan keorganisasian, administrasi kepemimpinan, dan manajemen dakwah.
2) Majelis Tarjih dan Tajdid.
Tugas pokoknya:
Ø  Mempergiat dan memperdalam pengkajian ajaran Islam untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
Ø  Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada pimpinan persyarikatan guna penentuan kebijaksanaan dalam menjalankan kepemimpinan serta membina umat, khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah.
Ø  Mendampingi dan membantu pimpinan persyarikatan dalam membimbing anggota melaksanakan ajaran Islam.
Ø  Membantu pimpinan persyarikatan dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas ulama.
Ø  Mengarahkan perbedaan pendapat/paham dalam bidang keagamaan ke arah yang lebih maslahat.

3) Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan
Majelis ini bertugas:
Ø  Memajukan dan memperbarui pendidikan tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mempergiat penelitian sesuai ajaran Islam.
Ø  Meningkatkan dan membuat standardisasi kesejahteraan pengelola perguruan tinggi.
Ø  Merealisasikan perguruan tinggi sebagai sarana dakwah dan pengkaderan.
4) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Tugas pokoknya adalah:
Ø  Memajukan dan memperbarui pendidikan dasar dan menengah.
Ø  Merealisasikan amal usaha pendidikan sebagai sarana dakwah dan pengkaderan.
Ø  Mengusahakan peningkatan dan standardisasi kesejahteraan pengelola amal usaha pendidikan dasar dan menengah.
5) Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani
Tugas pokoknya adalah:
Ø  Mengembangkan sistem dan melaksanakan perkaderan di semua tingkatan.
Ø  Membina dan menggerakkan angkatan muda Muhammadiyah sehingga menjadi muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Ø  Mengkoordinasi transformasi kader baik intern dan ekstern.
Ø  Mengembangkan data base kader sesuai dengan keahliannya.
6) Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Tugas pokoknya :
Ø  Menggerakkan dan menghidupkan amal, tolong menolong dalam kebajikan, taqwa dalam bidang kesehatan, sosial, masyarakat dan keluarga sejahtera.
Ø  Mengembangkan amal usaha dalam bidang kesehatan, sosial dan masyarakat.
Ø  Merealisasikan amal usaha sebagai sarana dakwah dan pengkaderan.
7) Majelis Wakaf dan Zakat, Infaq dan Shadaqah
Tugas pokoknya :
Ø  Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf, membangun dan memelihara tempat ibadah.
Ø  Membimbing masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, shadaqah, hibah dan wakaf.
Ø  Membuat tuntunan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pemanfaatan hibah dan wakaf tidak bergerak.
8) Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Tugas pokoknya adalah membimbing masyarakat ke arah kehidupan dan penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.
b. Macam-macam Lembaga :
Ø  Lembaga Hikmah dan Hubungan Luar Negeri
Ø  Lembaga Pemberdayaan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Ø  Lembaga Pengembangan Tenaga Profesi
Ø  Lembaga Seni Budaya
Ø  Lembaga Pemberdayaan Buruh, Tani dan Nelayan
Ø  Lembaga Studi dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup
Ø  Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah
Ø  Lembaga Pustaka dan Informasi
Ø  Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan
Adapun fungsi dari lembaga - lembaga diatas yaitu sebagai unsur pembantu pimpinan yang menjalankan tugas pendukung persyarikatan, sesuai Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 19 ayat 1 menerangkan sebagai berikut:
Ø  Lembaga bertugas melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang bersifat khusus.
Ø  Lembaga dibentuk oleh pimpinan pusat di tingkat pusat.
Ø  Pimpinan wilayah dan pimpinan daerah apabila dipandang perlu, dapat membentuk lembaga tertentu di tingkat masing-masing dengan persetujuan pimpinanm Muhammadiyah di atasnya.
Sebagai contohnya, Fungsi Lembaga Pustaka dan Informasi, dasar dan tugas pokoknya melaksanakan dakwah Islam di bidang kepustakaan, yaitu Menyelenggarakan fasilitas perpustakaan, penerbitan, publikasi, dokumentasi, dan sejarah di kalangan masyarakat, khususnya anggota dan pimpinan persyarikatan.
2.3    Ortom – Ortom Muhammadiyah
 Pengertian Oranisasi Otonom
Ortom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
 Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-matan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah-jama’ah.
Tujuan Pembentukan Organisasi Otonom
Ø  Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø  Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø  Dinamika persyarikatan Muhammadiyah.Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah.

Hak dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

a.  Kewajiban Organisasi Otonom
Ø  Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø   Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø   Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah yang baik.
Ø   Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom.
Ø   Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Pim-pinan Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø   Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan Muham-madiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemam-puannya
b.  Hak yang Dimiliki oleh Organisasi Otonom Muhammadiyah :
Ø  Mengelola urusan kepentingan, aktivitas, dan amal usaha yang dilakukan organisasi otonomnya.
Ø   Berhubungan dengan organisasi/Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah.
Ø   Memberi saran kepada Persyarikatan Muham-madiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri.
Ø  Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.
Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muham-madiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Organisasi otonom dalam Persya-rikatanMuhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1.  Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)
Tugas dan peran ‘Aisyiah adalah sebagai berikut;
Ø  Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi. 
Ø   Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya



2.  Pemuda Muhammadiyah
 Tugas dan perannya
Ø  Menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra putri Muhammdiyah sebagi pelangsung gerakan Muhammdiyah serta kesadaran organisasi.
Ø  Mendorong terbentuknya organisasi/gerakan pemuda sebagai tempat bagi putra putri muammdiyah yang berdiri dalam pengayoaman muhammdiyah yag berbentuk pengkhusan. (pemuda,pelajar,mahasiswa, olah raga , kebudayaan,dan sebagainya.)
Ø  memberi bantuan bimbingan dan pengayoman kepada oraganisasi-organisasi tersebut serta menjadi penghubung aktif timbal balik.
3.    Nasyiatul ‘Aisyiyah
Naisyiatul ‘Aisyiyah adalah Organisas Otonom dan kader Muhammadiyah, yang merupakan gerakan putri Islam, bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputria. Maksud gerakan putri islam adalah mengerakkan putrid-putri islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam, serta megajak dan mengarahkan orang lain sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan sunah, menuju terbentuknya putrid islam yang berahklak mulia.
4.   Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
      Peresmian berdirinya IMM resepsinya di adakn di gedung Dinoto Yogyakarta dengan diadakan penandatanganan”lima Penegasan IMM” oleh KH Ahmad Badawi yang berbunyi:
Ø  Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islam. 
Ø   Menegaskan bahwa kepribadian muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
Ø   Fungsi IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan.
Ø  Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
Ø  Amal IMM adalah lillahi ta’la dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat    




5.    Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Definisi Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar yang ditujukan kepada dua bidang :
1)      Kepada perorangan yang terbagi kepada dua golongan :
Ø  Kepada yang telah Islam, bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.
Ø   Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai ajaran Islam.

2)      Kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. 
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar.
6.       Tapak Suci
Tujuan organisasi ini adalah mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia, memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah. Melalui seni beladiri, tapak suci mengamalkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan nasional.
7.      Hizbul Wathon
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berasaskan Islam. Sedangkan maksud dan tujuannya adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dann pemuda menjadi manumur muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja dan pemuda.Dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk warga negara yang berguna dan mandiri.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Kepanduan Islami, artinya dalam upaya menanamkan aqidah Islamiyah dan membentuk akhlaq mulia kepada peserta didik dilakukan dengan metode kepanduan.

2.4    Amal Usaha
Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga” Sesuai dengan Pasal 7  ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Jenis Amal Usaha Muhammadiyah  jika diklasifikasikan terdiri dari 5 bidang :
1.      Bidang Agama Islam
Program gerakan :
Ø  Menamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
Ø  Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
Wujud aksi amal usahanya :
Ø  Memurnikan ajaran tauhid dalam keseharian.
Ø  Memurnikan dan meluruskan amaliah ibadah.
Ø  Memelopori pembentukan Departemen Agama pada tahun 1946 dan menteri Agama pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah
Ø  Membentuk Majelis-majelis yang mengelola bidang keagamaan Islam, yaitu : Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

2.      Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren
Untuk mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha berupa  :
Ø  Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan
Ø  Mendirikan madrasah yang mengajarakan ilmu pengetahuan modern
Ø  Mendirikan perguruan tinggi
Untuk menjalankan dan mengelola amal usaha tersebut, maka dibentuk :
Ø  Majelis Pendidikan Sekolah, Madrasah dan pesantren
Ø  Majelis Pendidikan Tinggi
Ø  Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Ø  Majelis Pendidikan kader
3.      Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Amal usaha Muhammadiyah dalam Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat diwujudkan dalam :
Ø  Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin.
Ø  Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo
Ø  Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik,  Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
Ø  Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri

Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut, dibentuk majelis dan lembaga :
Ø  Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat
Ø  Majelis Pelayanan Sosial
Ø  Majelis Pemberdayaan Masyarakat
Ø  Majelis Lingkungan Hidup
Ø  Lembaga Penangulangan Bencana
4.      Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik.Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar 
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis dan Lembaga :
Ø  Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Ø  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

5.      Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah.
Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga :
Ø  Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan.
Ø  Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan






BAB III
 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaanyangmemiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya.Membentuk beberapa majelis dan lembaga untuk menjalankan fungsi dan cita – cita Muhammadiyah.Dan organisasi –organisasi ortom yang telah dibentuk Muhammadiyah, sepenuhnya di niatkan untuk membentuk “masyarakat islam yang sebenar – benarnya.”
Dan Muhammadiyah juga telah memlakukan berbagai amal usaha yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia melalui majelis, lembaga, dan organisasi – organisasi ortom yang Muhammadiyah bentuk.

















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

·         Tim Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah. 2010. 1 Abad Muhammadiyah “Gagasan Pembaruan  Sosial Keagamaan”. Jakarta : Kompas
·         http://www.muhammadiyah.or.id/content-201-list-majelis-lembaga.html
·         http://prmpendakian.blogspot.com/2012/12/struktur-organisasi-muhammadiyah.html
·         http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2011/06/organisasi-muhammadiyah.html
·         http://labbatusel.muhammadiyah.or.id/muhfile/labbatusel/download/Amal Usaha Muhammadiyah  Kedudukan dan Fungsinya.ppt















                                                        



CATATAN